Minggu, 03 April 2011

Loco Shop

The 1st concept loco store in indonesia!!!!
Saint Loco yang beranggotakan 5 orang anak muda kreatif yaitu Joe (Vokal), Berry (MC), nyonk(Drummer), Iwan (Guitarist), Gilbert (Bassist) adalah sebuah Band Hip Rock Indonesia yang telah berdiri sejak Tahun 2002. Berbekal kemampuan musikalitas yang sangat baik, bukanlah hal yang sulit bagi Band tersebut untuk menembus industry musik Indonesia.
Hal ini dibuktikan dengan suksesnya album pertama mereka “Rock Upon a Time” yang dirilis pada Tahun 2004 dan telah menembus angka penjualan 15 ribu kopi hanya dalam jangka waktu 2 bulan dan mendapatkan penghargaan “Best Rock album” versi majalah Hai, dan “Rock Best Of The Year Album” versi i – Radio pada tahun 2005 serta menjadi MTV Exclusive Artist pada bulan September 2006.
Di tahun 2006, Saint Loco kembali merilis karya mereka lewat album kedua yang bertajuk “Vision For Transition”.
Kesuksesan Saint Loco tersebut tidak terlepas dari para fans setia Saint Loco yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia, yang tergabung dalam komunitas “Family of Locos” (F.O.L).Hampir setiap pertunjukkannya di berbagai kota di Indonesia selalu dipadati fans-fans setianya.
Saint Loco juga didukung oleh produk-produk dari beberapa brand terkenal untuk menunjang penampilannya yaitu, Raven Reich, RockMen, Peter Says Denim, Macbeth, Oakley, New Era,Famous, DC Shoes, Radix Guitar, Yamaha drums & bass,skull candy,
F.O.L sebagai fans setia Saint Loco sudah tentu berharap memiliki penampilan yang sama dengan idola mereka, menggunakan produk yang sama dengan yang dipakai idolanya yakni Saint Loco. Namun sangat disayangkan F.O.L mengalami sedikit kesulitan dalam membeli produk-produk tersebut karena letak outletnya yang cenderung terpisah-pisah dan tersebar di berbagai distro.

Atas dasar hal-hal sebagaimana yang telah diuraikan diatas, menimbulkan kepedulian pada diri Iwan Hoediarto sang Guitarist sebagai salah seorang personil Saint Loco yang tentunya sangat mengerti kebutuhan para fans, untuk mempermudah akses bagi para fans yang tergabung dalam F.O.L serta masyarakat dalam mendapatkan informasi, merchandise, dan produk-produk yang mensupport Saint Loco.
Maka pada bulan Desember 2009 tepatnya tanggal 13,iwan memberanikan diri untuk membuka Toko LOCOSHOP pertama di Kota Malang.
Seiring dibukanya Toko pertama di Kota Malang antusiasme masyakarat dari berbagai daerah lain terhadap LOCOSHOP ternyata sangat besar.
Atas demand tersebut maka manajemen LOCOSHOP memfasilitasi pembelanjaan secara online bagi produk-produk yang dijual pada LOCOSHOP yang bias diakses dimanapun anda berada dengan hadirnya website ini.
“Rock Your Life at Locoshop”

concret


profil Saint loco




SAINT LOCO

Saint Loco berdiri September 2002. Sejak 7 Mei 2004, Saint Loco dipersunting mayor label Sony BMG Music Entertainment Indonesia. Album perdana mereka 'Rock Upon a Time' berhasil terjual 15 ribu kopi selama 2 bulan. Saint Loco memang doyan mengkombinasikan bahasa Inggris dan Indonesia dalam albumnya. Mereka pernah disebut-sebut sebagai Linkin Park Indonesia namun Saint Loco menepis anggapan itu dengan musik mereka.
Sumber: http://hendrapratama-fileme.blogspot.com/2009/05/biografi-saint-loco.html


Jagad rock tanah air seakan tak berhenti melahirkan band-band spektakuler untuk melaju ke barisan terdepan. Salah satunya adalah Saint Loco, band yang mengawali karirnya di kancah rock tanah air pada tahun 2004 dengan debut album bertajuk Rock Upon A Time. Album ini menjadi awal langkah sukses Saint Loco mengenalkan dirinya ke publik dengan mengusung lagu-lagu berkekuatan hip-rock. Berbagai penghargaan berhasil mereka sabet diantaranya adalah; Best Rock Album versi Majalah Hai tahun 2005 dan Rock Best Of The Year Album versi I-Radio tahun 2005. Single “Microphone Anthem”, yang menjadi unggulan mereka kala itu, berhasil mengejawantahkan Saint Loco sebagai penerus generasi musik rock Indonesia .
Di bulan September 2006, MTV mengganjar mereka dengan predikat MTV EXCLUSIVE ARTIST for SEPTEMBER. Album kedua mereka yang bertajuk Vision For Transition dirilis dibulan yang sama. Sebuah album yang menggambarkan progresi dari musikalitas keenam anak super kreatif; Iwan (gitaris), Gilbert (bassis), Nyonk (drummer), Tius (the spinner), Joe (vokalis) dan Berry (MC). Ini sebagai satu pegangan bahwa nama Saint Loco masih punya kekuatan untuk musik rock yang berkualitas.
Another Vision for Indonesia Rock Concept
Lewat album keduanya, Vision For Transition, Saint Loco menawarkan konsep musik yang lebih berani. Dari kulit albumnya (baca: cover) sudah terbaca keberanian Saint Loco dengan memberikan warna-warna berani dan penempatan yang terbilang tidak umum.
Untuk isinya, rock yang dibawakan mereka kali ini lebih sing-a-long dibandingkan album sebelumnya meski tensi tonalitas rock mereka tetap tinggi. Dengarkan saja “Kedamaian”, sebuah lagu mellow-rock yang menampilkan seorang vokalis bjorky-melankolis, Astrid. Lagu ini dibuka dengan dentingan piano dan dihantarkan dalam beat mid-tempo. Kekuatan lirik bilingual dan karakter vokal Joe dengan Astrid serta MC Berry menambah padu lagu yang menjadi single pertama album ini.
Penggarapan album Vision For Transition ini menempuh masa 7 bulan preproduction serta pengumpulan materi yang dimulai sekitar Agustus 2005 dan dilanjutkan dengan 3 bulan untuk recording dan 1 bulan mixing. Karena hampir seluruh lagu dalam album Vision For Transition dibuat di studio pribadi milik DJ Tius, Saint Loco kali ini merasa bisa lebih mengeksplorasi sound dan berkespresi sebebas mungkin. Dengar saja “Terapi Energi” dari track 2, sebuah lagu yang menampilkan totalitas bermain musik ala Saint Loco. ‘It’s the real Saint Loco’.
Mastering album Vision For Transition ini dikerjakan di sebuah studio bernama Euphonic Masters yang ada di Memphis , Tennese, Amerika Serikat. Ditangani langsung oleh Brad Blackwood, seorang insinyur tata suara kenamaan yang pernah menyabet 9 nominasi Grammy Award dan 6 nominasi Dove Award sejak tahun 1998.
Keberanian lainnya yang ditampilkan Saint Loco adalah permainan emosi lagu per lagu. Jika disimak dari awal runtutan lagu dalam album Vision For Transition ini, Anda akan dibawa banging your head lalu diselingi dengan fase exhaling berganti-gantian. Ini membuat fungsi pendengaran tidak terganggu dengan bunyi-bunyi yang pekak namun Anda akan dimanja untuk menikmati petualangan Vision For Transition ini dengan hati gembira. Mau contoh? Di track 5 kita akan disuguhi permainan kombinasi antara gitar akuistik dan crunch serta synth-string yang membuai yang hadir di lagu “Fallin”. Beat middle di “Fallin” ini hadir sebagai penghantar untuk hentakan di track 6, “Get Up”. Setelah lelah moshing dan jejingkrakan, track selanjutnya, “Centro”, mengistirahatkan pendengaran dalam instrumentalia tembang passionate-electronica-sound sebelum dipecahkan lagi ditrack berikutnya, “Transition”. Maka sayang sekali jika Anda menikmati album ini tidak utuh atau hanya satu atau dua lagu saja.
Why Vision For Transition Now?
Musik rock di Indonesia terus berkembang ke arah yang positif, thanks to Godbless! Dan Saint Loco melihat perkembangan ini sebagai motivator mereka untuk bisa berkreasi lebih. Trend musik rock dunia yang kini berkembang dengan memasukkan unsur Rap, Punk, New Wave serta electronica menjadi acuan Saint Loco untuk diterapkan dalam musik mereka. Dengar saja Vision For Transition yang kini lebih minimum aksi solo melodi gitar dan cenderung dominan lewat riff atau blocking gitar dan loop. Konsentrasi album ini pun dipusatkan di lagu yang lebih melodius dan reffrain yang catchy. “Musik metal telah berubah… ,” tandas Saint Loco tegas.
Maka sambutlah salah satu ikon dari regenerasi musik rock tanah air, Saint Loco. Lewat Vision For Transition ini mereka kembali menghentak dan mencoba untuk menelusup kembali dan tampil berbeda dari yang sudah ada.
Sumber: http://reggaeyangnetral.blogspot.com/2009/03/sejarah-band-saint-loco.html


Joe_Vocal

Berry_MC

Iwan_Gitar

Gilbert_Bass

Tius_Drum

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Blogger Templates